Doa

20160513_111031

Dalam setiap kemungkinan aku selalu mendoakanmu

Mendoakan kau jatuh cinta pada orang yang tepat

Mendoakan aku hadir di mimpimu, sehingga kau sulit melupakanku

Mendoakan kau sehat selalu-sehingga kita, dalam sebuah kebetulan dapat berjumpa lagi

Yang paling penting, selalu-aku selalu mendoakan untuk kau  merindukanku, benar-benar penutup yang egois.

 

 

Biar menunggu  tidak membosankan, jadilah saya menulis puisi. 130516

Tentang kamu dan aku

Pernahkah kamu merindukanku?
Atau pernahkah terlihat kilasan-kilasan masa lalu kita di malammu?
Pernahkah kau melihat kalender yang tergantung di kamarmu
Dan mengingat-ingat tanggal itu?
Mengingat apa yang kita lakukan saat itu, moment itu
Pernahkah?

Kalau aku,
aku tak pernah tau mengapa air mata kadang turun dengan sendirinya di malam hari
Atau kenapa aku tiba-tiba terperanjat bangun dari tidurku
Seolah-olah ada satu pertanda kehadiranmu, atau jejakmu yang bisa aku tebak
Apa nama dari kesakitan yang kurasakan saat aku mengingat moment bersamamu ini?
Kerinduankah?
_krisnawati/081114

Tanpa Putih Abu-abu Lagi

bali1

Kita masih belum tau apa yang akan kita hadapi
Karena bila ada sedikit masalah, kita langsung bersama-sama menyelesaikannya
Dan tertawa bersama mengenai hal lucu yang sebenarnya sederhana
Kita terlau santai menghadapi masa depan seolah
Dia akan selalu berbaik hati pada kita yang riang ini
Aku juga suka mengingat pertengkaran-pertengkaran kecil kita
Seperti biasa, awalnya dimulai karena emosi di masa labil kita
Selalu ingin kelihatan paling
Kau mengagumiku
Dan aku mengagumimu
Kau ingin seperti aku, dan aku ingin sepertimu
Wah, betapa kita berdua egois terhadap emosi kita
Yang penting adalah bahagia dan saling melengkapi dimanapun kita berada

Setiap pertengkaran kita adalah perekat persahabatan kita
Setiap petualangan kita adalah pelajaran kita
Sampai ketika kita harus berjalan masing-masing ke masa kedewasaan tanpa ada aku
Dan tanpa ada kau
Tidak ada kata kita
Karena kau merencanakan masa depanmu di sana
Dan aku merencanakan masa depanku di sini
Rindu tapi hangat rasanya ,membayangkan betapa beraninya kita di masa remaja
Dan betapa pengecut dan hati-hatinya kita dimasa dewasa
Walaupun jauh, kau tetap ingat kebiasaanku
Dan aku tetap ingat kelakuan sikap burukmu yang hanya dapat dipahami oleh sedikit orang
Kau bilang berbeda kalau tidak denganku
Namun tahukah kau jika hari ini aku marah padamu, semua itu karena aku sayang padamu
Sahabat bukan hanya masalah sehari bersamamu,dua hari, atau seterusnya
Sahabat adalah bagian dari dirimu yang tidak selalu mendukungmu, kalau dia tau kau salah
Bagian dirimu yang sedih jika kau bersedih
Bagian dirimu yang tertawa ketika kau gembira
Jadi walaupun terpisah jauh, bukankah kita masih dapat saling mengandalkan?
Dunia yang luas ini,
Dunia yang dewasa ini
Aku tidak berani jika berjalan sendiri
Dukung aku, doakan aku
Sahabatku

By: Krisnawati Sigiro

Para Pekerja Taman

PARA PEKERJA TAMAN

Oleh: Krisnawati Sigiro
Ada suatu hari yang sangat cerah, dan tumbuhan hijau tumbuh menghiasi taman

Karena para pekerja taman itu rajin mencabut rumput – rumput liar

Air yang segar dari pemikiran yang segar tidak pernah berhenti memuaskan dahaga tumbuhan hijau di taman itu

Tikus –tikus enggan melewati taman itu

Hah, sepertinya dia masih segan untuk merusak keasriannya

Pemimpin taman itu selalu berusaha yang terbaik,jadi para pekerjanya juga rajin

Dengan penuh sukacita mereka  menunggu lahirnya tunas hijau itu.

Ah, belum tunasnya dewasa, pekerja taman itu sudah pergi, dan datang pekerja yang baru

Karena para pekerja itu bermalas-malasan, tunasnya tumbuh tanpa mereka sadari, tanpa perhatian yang cukup

Air dari sumber yang kotor digunakan untuk menyiram tunas yang mulai dewasa itu

Dan parahnya lagi, tikus-tikus tanpa segan merusak taman yang dulunya indah itu

Oh, pemimpin taman berjanji, maksudku selalu berjanji memberikan yang terbaik

Tapi sepertinya janjinya bukan untuk para  tunas yang sudah mulai dewasa itu, entah mengapa aku melihat dia semakin akrab dengan tikus di taman itu

Ah, taman itu kehilangan keasriannya, mereka selalu menunggu datangnya pekerja taman yang dulu

Sekarang tunas itu sudah menjadi tumbuhan dewasa, tanpa idenditas dan harga diri

Karena tikus sudah menguasai taman itu, bukankah lebih baik bekerjasama dengan para tikus untuk mencari keamanan??

Tumbuhan itu rusak seiring dengan menuanya taman itu

Sedang para penjaga taman yang dahulu, menjerit menangis

Katanya,bukankah aku dulu pernah memberi yang terbaik bagimu ?

Jauhi tikus itu! jauhi tikus itu!

Jaga taman kita!

Namun, mereka terus berpesta dengan tikus di taman yang sudah mulai tua itu

Permainan Seandainya

percayakah kau, aku masih menunggu keajaiban itu teman

Aku menunggu saat yang damai, aku bisa menggandeng tanganmu lagi melewati  kerikil- kerikil itu

Tersenyum dalam dalam damai saat kita memulai memainkan batu-batu itu menjadi sebuah permainan untuk membunuh kebosanan dan penderitaan kita walau hanya sesaat

Kadang jika kita sedang kelaparan, kita juga berusaha membuat sebuah permainan tebak-tebakan

Dan disaat itu sudah membosankan, kita akan bermain permainan seandainnya

Aku masih ingat kau paling suka berkata seandainnya kita dapat mengubah kerikil ini menjadi uang, kau akan membelikan makanan yang banyak untuk kita untuk menghilangkan gemuruh di dalam perut kita

Sedang aku paling suka mengandaikan jika kita melemparkan kerikil ini kedalam sungai maka nasib kita akan berubah lebih baik

Biasanya kita akan terlalu lelah bermain seandainnya dan mulai beranjak ke panggung hidup kita yang sebenarnya, kita akan mulai bernyanyi dan membuka calung dalam tangan kita kepada dunia

Dan aku benci untuk mengingat hari disaat aku tidak bisa menggandeng tanganmu

Kau katakana padaku gemuruh di dalam perutmu seperti suara peluit di panggung hidup kita yang menyuruhmu untuk berhenti sampai disini

Aku tidak mau, aku tidak mau bernyanyi sendiri di panggung hidup ini

Walaupun sangat sedikit rupiah yang ditampung calung tangan kita, bukankah kita selalu berbagi temanku??

Pagi itu, aku menunggumu bangun, aku menunggumu untuk bermain seandainnya..aku menunggumu untuk berkata seandainya aku punya uang, aku akan membelikan makannan yang enak untuk kita

Kau tetap tenang berbaring di samping kerikil yang kita mainkan semalam

Kau dingin

Kemudian aku berlari ke sungai itu

Melempar kerikil sebanyak yang aku bisa

kuteriakkan temanku, seandainya dunia sedikit lebih adil kepada kita

Seandainnya kau bisa bangun dan tetap bersamaku seperti biasanya

Ahh..itu semuanya hanyalah seandainnya

Dan pada kenyataannya aku pergi, pergi dari sungai itu, untuk bernyanyi sendiri

Di panggung kehidupan

 

Krisnawati Sigiro